INDUSTRIALISASI
DAN NERACA PEMBAYARAN
Nama :
Adhitya Widyastuti
NPM :
20214228
Kelas :
1EB32
UNIVERSITAS
GUNADARMA
2014/2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Industrialisasi
merupakan suatu proses interaksi antara pengembangan teknologi, inovasi,
spesialisasi produksi, dan perdagangan antarnegara, yang pada akhirnya sejalan
dengan meningkatnya pendapatan masyarakat mendorong perubahan strukttur ekonomi
di banyak Negara,dari yang tadinya berbasis pertanian menjadi berbasis industry.
1.2 Rumusan
Masalah
a.
Konsep dan tujuan industrialisasi
b.
Faktor-faktor pendorong industrialisasi
c.
Permasalahan industrialisasi
d.
Strategi pembangunan sektor industry
e.
Mencari data statistik PDB tahun-tahun mutakhir
berdasarkan sektor dan bandingkan peran sektor industri dengan faktor lainnya
1.3 Tujuan
Masalah
a.
Mengetahui konsep dan tujuan dari
industrialisasi
b.
Mengetahui apa saja faktor-faktor pendorongnya
c.
Mengetahui permasalahan yang terjadi
d.
Mengetahui strategi pembangunan sektor industry
e.
Mengetahui tentang data statistic PDB
BAB II
ISI
2.1 Konsep dan tujuan industrialisasi
Dalam sejarah pembangunan ekonomi, konsep industrialisasi berawal dari
revolusi industri pertama pada pertengahan abad ke-18 di inggris, yang ditandai
dengan penemuan metode baru untuk permintaan, dan penemuan metode baru untuk
pemintalan dan penenunan kapas yang menciptakan spesialisasi dalam produksi,
serta peningkatan produktivitas dari faktor produksi yang digunakan. Setelah
itu, inovasi dan penemuan baru dalam pengolahan besi dan mesin uap, yang
mendorong inovasi dalam pembuatan antara lain besi baja, kereta api, dan kapal
tenaga uap. setelah itu kemudian menyusul revolusi industri kedua pada akhir
abad ke-18, dan awal abad ke-19 dengan berbagai perkembangan teknonologi dan
inovasi. Setelah perang dunia II, mulai muncul berbagai teknologi baru seperti
sistem produksi masal dengan menggunakan jalur assembling,
tenaga listrik, kendaran bermotor, penemuan berbagai barang sintetis, dan
revolusi teknologi telekomunikasi, elektronik ,bio, komputer, dan penggunaan
robot. Semua perkembangan ini mengubah pola produksi industri, meningkatkan
volume perdagangan dunia, dan memacu proses industrialisasi di dunia.(pangestu dan aswicahyono, 1996)
Sejarah ekonomi dunia menunjukkan bahwa industrialisasi merupakan suatu
proses interaksi antara pengembangan teknologi, inovasi, spesialisasi produksi,
dan perdagangan antarnegara, yang pada akhirnya sejalan dengan meningkatnya
pendapatan masyarakat mendorong perubahan strukttur ekonomi di banyak
Negara,dari yang tadinya berbasis pertanian menjadi berbasis industri. Dapat
dikatakan bahwa terutama kombinasi antara dua pendorong dari sisi penawaran
agregat(produksi) yakni progres teknologi dan inovasi produk serta proses
produksi, dan peningkatan pendapatan masyarakat yang mengubah volume dan
komposisi konsumsi sisi permintaan agregat, merupakan kekuatan utama di balik
akumulasi proses industrialisasi didunia.
Industrialisasi bukanlah merupakan tujuan akhir dari pembangunan
ekonomi, melainkan hanya salah satu strategi yang harus ditempuh untuk
mendukung proses pembangunan ekonomi guna mencapai tingkat pendapatan per
kapita yang tinggi dan berkelanjutan.meskipun pelaksanaan sangat bervariasi
antarnegara, periode industrialisasi merupakan tahapan logis dalam proses
perubahan struktur ekonomi. Tahapan ini diwujudkan secara historis melalui
kenaikan kontribusi sektor industri manufaktur dalam pembentukan PDB,
permintaan konsumen, ekspor dan kesempatan kerja.
2.2 Faktor-faktor pendorong industrialisasi
1. KONDISI
DAN STRUKTUR AWAL EKONOMI DALAM NEGERI
Suatu Negara yang pada awal pembangunan ekonomi atau industrialisasinya
sudah memiliki industri-industri primer atau hulu seperti besi dan baja, semen,
petrokimia, dan industri-industri tengah(Antara hulu dan hilir), seperti
industri barang modal(mesin) dan alat-alat produksi yang relatif kuatakan
mengalami proses industrialisasi yang lebih pesat dibandingkan Negara yang
hanya memiliki industri-industri hilir atau ringan.
2. BESARNYA
PASAR DALAM NEGERI YANG DITENTUKAN OLEH KOMBINASI ANTARA JUMLAH POPULASI DAN
TINGKAT PN RIIL PER KAPITA
Pasar dalam negeri yang besar, seperti Indonesia dengan jumlah penduduk
lebih dari 200 juta orang merupakan salah satu faktor perangsang bagi
pertumbuhan kegiatan-kegaiatan ekonomi, termasuk industri, karena pasar yang
besar menjamin adanya skala ekonomis dan efisiensi dalam proses produksi(dengan
asumsi bahwa faktor-faktor penentu lainnya mendukung). Jika pasar domestic
kecil, maka ekspor merupakan alternatif satu” nya untuk mencapai produksi
optimal.
3. CIRI
INDUSTRIALISASI
Yang dimaksud disini adalah antara lain cara pelaksanaan
industrialisasi, seperti misalnya tahapan dari dari implementasi, jenis
industri yang diunggulkan, pola pembangunan sektor industri, dan insentif yang
diberikan, termasuk insentif kepada investor.
4.
KEBERADAAN SDA
Ada kecenderungan bahwa Negara-negara yang kaya SDA, tingkat
diversifikasi dan laju pertumbuhan ekonominya relatif lebih rendah, dan Negara
tersebut cenderung tidak atau terlembat melakukan industrialisasi atau
prosesnya berjalan relatif lebih lambat dibandingkan Negara-negara yang miskin
SDA.
5. KEBIJAKAN
STRATEGI PEMERINTAH
Pola industrialisasi di Negara yang menerapkan kebijakan subtitusi impor
dan kebijakan perdagangan luar negeri yang protektif(seperti Indonesia terutama
selama pemerintahan Orde Baru hingga krisis terjadi) berbeda dengan di Negara
yang menerapkan kebijakan promosi ekspor dalam mendukung industri nya.
2.3 Permasalahan
Industrialisasi
1. KETERBATASAN
TEKNOLOGI DAN SDM
Kualitas SDM dapat diukur dengan rata-rata tingkat pendidikan dari
angkatan kerja atau masyarakat dari golongan umur produktif(15-65 thn).jika
pekerja yang tidak/belum sekolah digabungkan dengan pekerja yang tidak tamat
dan tamat SD, maka berdasarkan data BPS, sebagian besar dari jumlah angkatan
kerja di Indonesia hanya berpendidikan rendah. Namun demikian, selama periode
yang diteliti, rata-rata pendidikan dari angkatan kerja di Indonesia mengalami
peningkatan .tahun 1980, jumlah angkatan kerja yng berpendidikan rendah
tercatat lebih dari 80% dan dari jumlah ini sebagian besarnya tidak menamatkan
pendidikan dasar serta belum pernah sekolah. Pada tahun 2001 jumlah tersebut
berkurang menjadi sekitar 34%, sedangkan jumlah pekerja dengan diploma
meningkat dari 0,38% ke 3,6%.
Rendahnya kualitas SDM di Indonesia salah satunya disebabkan oleh terbatasnya
dana pembangunan pendidikan yang disediakan oleh pemerintah.pengeluaran
pemerintah untuk pendidikan sebagai suatu persentase dari PDB di Indonesia
adalah yang terkecil dibandingkan Negara-negara lain.demikian juga, rendahnya
derajat dari perkembangan di Indonesia salah satunya karena terbatasnya
pengeluaran, baik dari pemerintah maupun sektor swasta untuk penelitian dan
pengembangan.
2.4 Strategi pembangunan
sektor industri
Dalam melaksanakan industrialisasi, ada dua pilihan strategi, yakni strategi
subsitusi impor(SI) atau strategi ekspor (PE). Startegi SI sering disebut juga
kebijakan inward-looking,yakni strategi yang memfokuskan pada
pengembangan industri nasional yang berorientasi kepada pasar domestik.
Sedangkan,strategi PE sering disebut juga kebijakan outward-looking,
yakni strategi yang memfokuskan pada pengembangan industri nasional lebih
berorientasi ke pasar internasional. Strategi SI dilandasi oleh pemikiran bahwa
laju pertumbuhan ekonomi yang tinggi dapat dicapai dengan pengembangan industri
didalam negeri yang memproduksi barang-barang pengganti M(subsitusi
M).sedangkan strategi PE dilandasi oleh pemikiran bahwa laju pertumbuhan
ekonomi yang tinggi hanya bisa direalisasikan jika produk-produk yang dibuat
didalam negeri dijual dipasar X.
2.5 Data-data statistik PDB
tahun-tahun mutakhir
Tabel di bawah ini menunjukkan perkembangan luar biasa komposisi PDB
Indonesia. Indonesia berubah dari negara yang perekonomiannya sangat bergantung
pada pertanian menjadi negara yang perekonomiannya lebih seimbang, di mana
sektor manufaktur (sejenis industri) kini lebih dominan daripada sektor
pertanian. Hal ini juga menyiratkan bahwa Indonesia mengurangi ketergantungan
tradisionalnya pada sektor ekspor primer. Penting juga untuk dicatat, bahwa
bagaimanapun juga ketiga sektor utama tersebut mengalami ekspansi selama
periode yang disebut dibawah ini.
|
1965
|
1980
|
1996
|
2010
|
51%
|
24%
|
16%
|
15%
|
|
13%
|
42%
|
43%
|
47%
|
|
36%
|
34%
|
41%
|
38%
|
Sumber:
Bank Duna dan CIA World Factbook
Ada asumsi bahwa peran sektor industri akan menguat terhadap PDB
Indonesia sementara sektor pertanian dan jasa akan melemah, karena saat ini
sektor manufaktur adalah sektor yang paling popular di Indonesia untuk
investasi asing langsung. Selain itu, untuk industri-industri inovatif tertentu
pemerintah Indonesia memberikan tax holiday (membebaskan atau mengurangi pajak
penghasilan sementara untuk investor asing) dan dalam waktu yang bersamaan akan
menyiapkan insentif-insentif guna merangsang industri nasional dengan melarang
ekspor bahan baku di tahun 2014 (untuk industri pertambangan). Langkah ini
memaksa dunia perindustrian untuk membangun pabrik dan fasilitas pengolahan
untuk menghasilkan produk nilai tambah.
Salah satu ciri khas Indonesia yang cukup menonjol adalah bahwa bagian
barat negeri ini secara signifikan mendapatkan porsi lebih besar berkaitan
dengan kontribusinya terhadap pertumbuhan PDB. Pulau Jawa (terutama Jakarta dan
sekitarnya) dan Sumatra berkontribusi lebih dari delapan puluh persen total PDB
Indonesia. Alasan utama situasi ini adalah karena bagian barat Indonesia
posisinya lebih dekat dengan Singapura dan Malaysia. Ketiga wilayah ini dilihat
secara historis dulunya sama-sama berfungsi sebagai pusat kegiatan ekonomi di
Asia Tenggara. Sementara itu, bagian timur Indonesia terletaknya di vakum ekonom dan
populasi penduduknya cukup rendah.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Industrialisai di Indonesia mengalami kemunduran mulai dari semenjak krisis ekonomi
terjadi di tahun 1998, hal ini terjadi karna suhu politik yang tidak stabil
pada saat itu. Akan tetapi kemunduran ini bukanlah berarti Indonesia tidak
memiliki modal untuk melakukan investasi pada industri
dalam negeri, tetapi indonesia lebih memfokuskan kepada penyerapan barang hasil
produksi industri dalam negeri. Membuka pasar dalam negeri adalah kunci penting
bagi industri Indonesia untuk bisa bangkit lagi karena saat ini pasar Indonesia
dikuasai oleh produk produk luar.
Untuk mengembangkan dunia Industri di Indonesia, negara indonesia harus
melaksanakan program yang khusus dilakukan untuk dapat menambahan penggunaan
tekhnologi mesin yang lebih efisien, pemerintah juga harus memikirkan
alternatif dalam pengembangan industri di Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
0 komentar:
Posting Komentar